Macam-Macam Kitab Hadis

SUDUT HUKUM | Sebagian para peneliti awal dalam hadis-hadis Nabi melakukannya untuk kepentingan-kepentingan disiplin ilmu lain seperti tafsir, fiqh, dan kalam. Sedangkan sebagian lagi melakukan penelitian hadis untuk disiplin keilmuan hadis sendiri. Oleh karena itu, maka hadis-hadis Nabi tersebar secara meluas, baik untuk di dalam literatur-literatur hadis sendiri, maupun di dalam literatur-literatur disiplin ilmu lain. Namun demikian, para ulama membedakan literatur-literatur dalam arti, sebagain disebut sebagai mashdar ashli dan yang lainnya mashdar ghair ashli. Di samping itu, karya-karya yang sangat beragam terutama dalam bidang hadis diberi nama yang beragam sesuai dengan spesifikasinya.

Mashdar Ashli dan Ghair Ashli

Macam-Macam Kitab HadisMashdar asli adalah sumber-sumber orisinil hadis Nabi. Mashdar asli ini dapat dipilah dalam tiga kelompok, yaitu: pertama, kitab-kitab hadis yang ditulis oleh pengarangnya setelah menerima lansung dari guru-gurunya berikut sanadnya, seperti kitab hadis yang enam. Kedua, kitab kitab hadis yang merupakan rekontruksi dari kitab pertama di atas, baik berupa gabungan atau ringkasan dari kitab yang enam, seperti kitab al-Jam’u bain al-Shahihain, karya al-Humaidi. Ketiga, kitab-kitab yang ditulis dalam disiplin ilmu lain, tetapi hadis-hadis yang dimuat di dalamnya merupakan riwayat penulisnya sendiri yang diterima dari guru-gurunya dengan sanad yang lengkap, seperti kitab Al-Umm karya Imam Syafi’i dan lain-lainnya.

Penamaan Kitab-Kitab Hadis

Literatur-literatur hadis yang disusun oleh ulama-ulama hadis sangat beragam, baik dilihat dari sistematika penulisannya, maupun dari kandungan hadis itu sendiri. Pertama, dari sistematika penulisan, sebagian ulama menulis hadis-hadis berdasarkan tema hadis yang dikelompokan dalam bab. Di antara literatur model ini diberi nama:

  1. al-Jami’, yaitu literatur hadis yang memuat bab dari berbagai dimensi keagamaan, seperti aqidah, hukum, akhlak, sejarah, manaqib, bahkan juga gambaran tentang akhir zaman,
  2. al-Sunan, al-Muwatha’ dan al-Mushanafat, yaitu literatur yang hanya memuat bab-bab yang berkaitan dengan persoalan hukum fiqh,
  3. al-Mustadrak, yaitu kitab hadis yang ditulis dimana kriteria penerimaan hadisnya berdasarkan kriteria imam hadis lainnya.

Kedua, ada pula literatur-literatur hadis ini yang ditulis di mana hadis-hadisnya dikelompokan berdasarkan sahabat yang meriwayatkan. Kitab model ini diberi nama dengan al-Musnad. Ketiga, literatur yang ditulis berdasarkan awal matan hadis. Model literatur ini lebih dikenal dengan nama Mu’jam.

Di samping itu, juga dilihat dari sisi kandungan hadisnya, maka terdapat literatur yang beragam. Model kitab ini, cenderung merupakan rekonstruksi terhadap kitab-kitab hadis yang sudah ada. Di antara literatur model ini diberi nama al-Zawaid, yaitu literatur yang khusus menuliskan hadis-hadis dari satu kitab hadis tertentu, di mana hadis-hadis tersebut tidak diriwayatkan oleh Imam hadis yang lainnya. Ada juga literatur yang diberi nama al-Mustakhraj, yaitu literatur yang mengambil hadis-hadis di dalam kitab hadis tertentu, tetapi sanadnya adalah sanad dari hasil penelitian sendiri.

Beberapa Istilah Kitab Hadis

  1. Ada beberapa istilah yang digunakan oleh para ulama untuk menunjukan beberapa kitab hadis, yaitu: al-shahihani, mengacu pada dua kitab shahih, yaitu Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim,
  2. al-sunan al-arba’ah, mengacu kitab Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan al-Nasai, dan Sunan Ibn Majah,
  3. al-kutub al-khamsah, mengacu pada kitab Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, dan Sunan al-Nasai,
  4. al-kutub al-sittah, mengacu pada Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Daud, Sunan Tirmidzi, Sunan al-Nasai dan Sunan Ibn Majah,
  5. al-kutub al-sab’ah, mengacu pada kitab-kitab yang masuk dalam al-kutub al-sittah plus Musnad Ahmad ibn Hanbal, dan
  6. al-kutub al-tis’ah, mengacu pada al-kutub al-sab’ah plus kitab al-Muwaththa’ dan Sunan al-Darimi.

Daftar Rujukan

  • Muhammad ibn Ja’far Al-Kattani, Al-Risalah al-Mustathrafah, Dar al-Basyair al-Islamiyah, Beirut, 1986
  • Mahmud Thahan, Ushul al-Takhrij wa Dirasat al-Asanid, Dar al-Fikr, Beirut
  • Nur al-Din ‘Itr, Manhaj al-Naqdi fi ‘Ulum al-Hadits, Dar al-Fikr, Beirut