Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik

SUDUT HUKUM | Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan adalah suatu pedoman atau suatu rambu-rambu dalam pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik. Asas-asas pembentukan peraturan negara yang baik menurut I.C. Van Der Vlies dalam bukunya yang berjudul Het wetsbeghrip en beginselen van behoorlijke regelgeving membagi asas-asas dalam pembentukan peraturan negara yang baik ke dalam asas-asas yang formal dan yang material.

Asas-asas yang formal meliputi:
  • Asas tujuan yang jelas
  • Asas organ/lembaga yang tepat
  • Asas perlunya pengaturan
  • Asas dapatnya dilaksanakan
  • Asas konsensus

Asas-asas material meliputi:
Asas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan Yang Baik
  1. Asas tentang terminologi dan sistematikan yang benar
  2. Asas tentang dapat dikenali
  3. Asas perlakuan yang sama dalam hukum
  4. Asas kepastian hukum
  5. Asas pelaksanaan hukum sesuai keadaan individual.

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut menurut A.Hamid S. Attamimi adalah sebagai berikut:
  • Cita hukum Indonesia
  • Asas negara berdasar atas hukum dan asas pemerintahan berdasar sistem konstitusi
  • Asas-asas lainnya

Dengan demikian, asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan indonesia yang patut akan mengikuti pedoman yang diberikan oleh:
  1. Cita hukum indonesia yaitu Pancasila
  2. Norma fundamental negara yaitu Pancasila
  3. Asas-asas negara berdasar atas hukum yang menempatkan undang-undang sebagai alat pengaturan khas berada dalam keutamaan hukum, asas-asas pemerintahan berdasar sistem konstitusi menepatkan undang-undang sebagai dasar dan batas penyelenggaraan kegiatan-kegiatan pemerintahan.

Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut itu meliputi juga:
  • Asas tujuan yang jelas
  • Asas perlunya pengaturan
  • Asas organ/lembaga dan materi muatan yang tepat
  • Asas dapat dilaksanakan
  • Asas dapat dikenali
  • Asas perlakuan yang sama dalam hukum
  • Asas kepastian hukum
  • Asas pelaksanaan hukum sesuai dengan keadaan individual.

Apabila mengikuti pembagian mengenai adanya asas yang formal dan asas yang material, maka A. Hamid S Attamimi cenderung untuk membagi asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang patut tersebut ke dalam:
  • Asas-asas formal, dengan perincian:

  1. Asas tujuan yang jelas
  2. Asas perlunya pengaturan
  3. Asas organ/lembaga yang tepat
  4. Asas materi muatan yang tepat
  5. Asas dapat dilaksanakan
  6. Asas dapatnya dikenali

  • Asas-asas material, dengan perincian:

  1. Asas sesuai dengan cita hukum indonesia dan norma fundamental negara
  2. Asas sesuai dengan hukum dasar negara
  3. Asas sesuai dengan prinsip-prinsip negara berdasar atas hukum dan
  4. Asas sesuai dengan prinsip-prinsip pemerintahan berdasar sistem konstitusi .

Asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik menurut Undang-Undang No.12 Tahun 2011 dijelaskan khususnya pada Pasal 5 dan Pasal 6 sebagai berikut:
Pasal 5 : dalam membentuk peraturan perundang-undangan harus berdasarkan pada asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik meliputi:
  • Kejelasan tujuan : bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas yang hendak dicapai.
  • Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat : bahwa setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembaga/pejabat pembentuk peraturan perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum, bila dibuat oleh lembaga/ pejabat yang tidak berwenang.
  • Kesesuaian antara jenis dan materi muatan : bahwa dalam pembentukan perturan perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangannya.
  • Dapat dilaksanakan : bahwa setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus memperhitungkan efektifitas peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.
  • Kedayagunaan dan kehasilgunaan : bahwa setiap peraturan perundang-undangan dibuat karena memang benar-benar dibutuhkan dan bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  • Kejelasan rumusan : bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti, sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya.
  • Keterbukaan : bahwa dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan mulai dari perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan bersifat transparan dan terbuka. Dengan demikian seluruh lapisan masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luanya untuk memberikan masukan dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan.


Sementara itu, asas-asas yang harus dikandung dalam materi muatan peraturan perundang-undangan di negara Republik Indonesia dirumuskan dalam Pasal 6 yaitu sebagai berikut:
  1. Pengayoman : bahwa setiap peraturan perundang-undangan harus berfungsi memberikan perlindungan dalam rangka menciptkan ketentraman masyarakat.
  2. Kemanusiaan : bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan perlindungan dan pengayoman hak-hak asasi manusia serta harkat dan martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara proporsional
  3. Kebangsaan : bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang pluralistik dengan tetap menjaga prinsip negara kesatuan Republik Indonesia
  4. Kekeluargaan : bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan
  5. Kenusantaraan : bahwa setiap materi muatan peratuan perundang-undangan senantiasas memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia dan materi muatan peraturan perundang-undangan yang dibuat di daerah merupakan bagian dari sistem hukum nasional yang berdasarkan Pancasila.
  6. Bhinneka Tunggal Ika: bahwa materi muatan peraturan perundang-undangan harus memperhatikan keragaman penduduk, agama, suku dan golongan, kondisi khusus daeran dan budaya khususnya yang menyangkut masalah-masalah sensitif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
  7. Keadilan : bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara tanpa kecuali.
  8. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan : bahan materi muatan perundang-udangan tidak boleh berisi hal-hal bersifat membedakan berdasar latar belakang antara lain agama, suku, ras, golongan, gender, atau status sosial.
  9. Ketertiban dan kepastian hukum : bahwa setiap materi muatan peraturan perundang-undangan haru sdapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui jaminan adanya kepastian hukum
  10. Keseimbangan, keserasian dan keselarasan: bahwa materi muatan setiap peraturan perundang-undangan harus mencerminkan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan antara kepentingan individu dan masyarakat dengan kepentingan bangsa dan negara.