Sekilas Tentang Mazhab Dzhahiri (Zahiri)

Sudut Hukum | Mazhab Dzhahiri

Banyak sekali mazhab dalam masalah fiqh, namun yang masih banyak dikenal dan dianut hingga sekarang hanya 4 mazhab saja (lihat disini- klik). meskipun begitu, dalam ranah pendidikan tidak ada salahnya melihat dan mempelajari mazhab-mazhab terdahulu untuk mengetahuinya.


pada posting kali ini kita akan melihat sekilas tentang Mazhab Zahiri:

1. Pendiri


Pendiri mazhab ini adalah Dawud bin Ali, Abu Sulaiman Al Asfahani Adzh-Dzhahiri. Dilahirkan di Kufah tahun 202 H dan wafat di Baghdad tahun 270.


Dawud termasuk ahli hadis dengan tingkatan Hafidz (yang menguasai hadis dan ilmunya secara keseluruhan), disamping jua seorang ahli fiqih, mujtahid, dan memiliki mazhab tersendiri. Sebelumnya ia adalah pengikut mazhab Syafi’i di Bagdad.


2. Prinsip


Mazhab Dzhahiri adalah mazhab yang mengambil hukum dan mengamalkan dengan makna tekstual (dzhahir) Al-Quran dan Sunnah selama tidak ada dalil yang memberikan petunjuk selain makna tekstual. Jika tidak ada teks Al-Quran dan Sunnah maka mereka mengambil Ijma’ dengan syarat berdasarkan konsensus semua ulama umat di masa itu.


Mereka juga mengambil Ijma’ sahabat Rasulullah saja. Jika tidak teks Al-Quran, Sunnah, Ijma, maka mereka mengambil dalil Istishab; hukum asal suatu masalah adalah boleh dilakukan.


Namun mereka menolak dalil Qiyas, Istihsan, saddudzarai’, atau bentuk ijtihad lainnya. Disamping itu mereka juga menolak taqlid (mengikut secara total kepada seorang Imam tanpa mengetahui dalil).


3. Pengikut


Salah satu pengikut mazhab Adl Dlahiri yang melakukan pembelaan dan penyebaran di masa pertumbuhan mazhab adalah Abu Muhammad Ali bin Said bin Hazm Al Andalusi (384-456 H) atau yang terkenal dengan sebutan Ibnu Hazm.


Mazhab ini tumbuh berkembang pesat di Andalusia di abad V H kemudian punah di abad VIII H.


Di antara pendapat fiqih mazhab yang khas adalah; haramnya bejana emas perak untuk digunakan minum; riba hanya diharamkan pada enam hal saja seperti yang disebutkan dalam hadis, istri yang kaya harus memberi nafkah kepada suaminya yang miskin.